Selasa, 24 Januari 2012

TUTUR TINULAR

Di wilayah kekuasaan Singosari terdapat dua kadipaten Manguntur dan Kadipaten Kurawan yang hanya dipisahkan oleh sungai Brantas. Kedua kadipaten tersebut saling bermusuhan, permusuhan itu memuncak ketika Respati yang merupakan Pangeran dari Kadipaten Kurawan membawa lari Dewi Padmini yang merupakan dari Putri dari Manguntur.

Tumenggung Danadyaksa dan Tumenggung Kebo Winarang saling menyalahkan hingga akhirnya terjadilah perang dahsyat diantara dua kadipaten itu yang mengakibatkan banjir darah disungai Brantas, puluhan prajurit dari dua kadipaten itu menjadi korban ganasnya peperangan.

Tanpa restu dari kedua orang tua mereka Dewi Padmini dan Respati menikah hingga akhirnya Dewi Padmini melahirkan seorang anak, tapi disaat itu ayahnya Tumenggung Kebo Winarang yang baru saja mendapatkan berita tentang keberadaan putrinya segera memerintahkan adik iparnya Dipangkara untuk seger membawa Dewi Padmini dan bayinya kembali ke kadipaten, sementara Respati harus dia bunuh.

Dipangkara menjalankan perintah kakak iparnya untuk membawa Dewi Padmini dan membunuh Respati, tapi diam-diam Dipangkara memiliki niat jahat untuk membunuh Bayi Dewi Padmini. Karena dia menganggap Bayi Dewi Padmini hanya sebagai penghalang ambisinya untuk menjadi Tumenggung di Kadipaten Manguntur.

Tapi disaat Dipangkara ingin membunuh bayinya tiba-tiba saja terjadi gempa dahsyat hingga mengakibatkan Dipangkara urung membunuh bayinya karena dia mengira bayi itu sudah mati tertimpa reruntuhan bebatuan.

Karena tragedy itu membuat Dewi Padmini kehilangan kesadaran hingga menyebabkannya menjadi gila, dia selalu saja berteriak-teriak tentang putrinya. Sementara Respati dibuang kejurang oleh Dipangkara hingga tidak satu-pun yang tahu dimana keberadaannya.

Tumenggung Kebo Winarang sengaja dibuat lemah dan sakit tak berdaya hingga membuat Dipangkara lebih leluasa untuk berkuasa dikadipaten Manguntur.

Tanpa sepengetahuan Dipangkara ternyata bayi itu masih hidup dan ditemukan oleh seorang Kepala desa yang bernama Rek Wuru, dan bayi itupun dinamakan Nari Ratih.

Nari Ratih tumbuh menjadi gadis yang baik, tapi sayangnya dia harus tinggal bersama ibu tirinya Kanti dan adik tirinya Parwati yang salalu saja menyiksanya.

Satu hari Nari Ratih hanyut terbawa derasnya sungai Branatas, tapi kemudian datang Arya Kamandanu dan segera menolongnya. Dari pertemuan itu akhirnya tumbuh benih-benih cinta dihati mereka.

Arya Kamandanu nekad datang ke kadipaten Manguntur untuk dan menyamar dengan nama Bandawa mengejar cinta Nari Ratih, tapi dikadipaten itu dia bertemu dengan Dyah Ayu Laksmi yang merupakan Putri Dipangkara yang juga jatuh cinta pada Arya Kamandanu. Putri sombong itu selalu menggunakan segala cara untuk mendapatkan cinta Arya Kamandanu.

Sementara itu Parwati juga mengejar-ngejar cinta Arya Kamandanu hingga membuat cinta Nari Ratih dan Arya Kamandanu jadi semakin sulit.

Dengan mengenal Dyah Ayu Laksmi membuat Arya Kamandanu dijadikan orang kepercayaan Dipangakara dan diangkat menjadi kepala prajurit Manguntur yang bertugas menangkap Si Topeng Hitam.

Si Topeng Hitam dianggap sebagai pahlawan oleh orang-orang Manguntur karena dia selalu menolong orang-orang yang lemah, sementara bagi keluarga istana Manguntur si Topeng hitam merupakan penjahat yang harus segera ditangkap.

Akhirnya Arya Kamandanu menerima tawaran pekerjaan itu sambil membawa misi rahasia sebagai mata-mata dikadipaten Manguntur. Dia selalu memantau gerak-gerik kejahatan Dipangkara untuk dilaporkannya kepada Tumenggung Danadyaksa.

Sebenarnya si Topeng Hitam adalah Byakta yang wajahnya begitu persis dengan Respati, dia sengaja menyamar menjadi si Topeng hitam dan sengaja mendekati Dewi Padmini untuk mendapatkan keris Gentala Cakra yang disimpan Kebo Winarang, keris itu dipercaya memiliki kekuatan dahsyat, siapa-pun yang memilikinya maka dia bisa menjadi pemimpin di Kadipaten itu.

Dikadipaten Manguntur juga terjadi terror setiap saat malam bulan purnama, disaat itu Dewi Sambi selalu muncul untuk menculik bayi-bayi yang baru saja dilahirkan. Wanita jahat itu juga tidak segan-segan untuk membunuh siapa-pun yang menghalanginya

Arya Kamamandanu bertekad untuk menanghentikan kejahatan Dewi Sambi meskipun nyawanya sendiri menjadi taruhannya.

Tugas Arya Kamandanu jadi semakin berat, dia harus bisa mengungkap siapa si cadar hitam, dia juga harus bisa menhentikan kejahatan Dewi Sambi. Belum lagi percintaannya dengan Nari Ratih yang mendapatkan banyak hambatan dari kakaknya sendiri Arya Dwipangga yang terkenal playboy yang ternyata juga menyukai Nari Ratih.

Cinta Arya Kamandanu dan Nari Ratih bisa terus bersemi karena bantuan Lindu Sukma yang tidak lain adalah Respati yang hilang ingatan,lelaki itu sama sekali tidak mengenal jati dirinya dimasa lalu. Namun cinta Arya Kamandanu dan Nari Ratih harus mendapatkan banyak ujian dan rintangan dari Dyah Ayu Laksmi, Arya Dwipangga dan Parwati.
Saksikanlah kehadiran sinetron kolosal Tutur Tinular versi terbaru yang hadir khusus untuk Anda, setiap hari Senin - Jumat pukul 20.00 WIB mulai tanggal 26 September 2011 hanya di layar Indosiar yang memang untuk Anda.(Indosiar.com/Fch)

Tayang: 19-Jan-2012 20:00 WIB

romeo juliet

Indosiar.com - Juliet memasuki usia 17 tahun, orang tuanya pun mengadakan pesta ulang tahun buat puteri mereka pada hari jadinya, sekaligus juga memperkenalkan Juliet dan Valiant Paris, pemuda pilihan orang tuanya. Ayah Juliet adalah pemimpin dalam keluarga Capulets yang mempunyai permusuhan yang sudah turun menurun pada keluarga Mountage.
Romeo, pemuda dari keluarga Mountage baru saja putus cinta karena di tinggal kekasihnya menikah dengan pria lain. Pada malam pesta dikediaman Capulets, Romeo yang lewat depan Puri kediaman Capulets secara tiba-tiba tertarik untuk masuk secara diam-diam ke dalam Puri kediaman Capulets untuk mengetahui keramaian yang ada di dalamnya.
Disanalah Romeo menemukan perasaan cintanya kembali ketika terpesona melihat Juliet di pesta ulang tahunnya dan secara kebetulan mereka dapat berkenalan yang mempunyai kesan didalam hati masing-masing.
Sejak pertemuan itu Romeo dan Juliet menjadi pasangan kekasih dimana cinta mereka dirahasiakan dari kedua belah pihak keluarga mereka masing-masing hingga pada suatu hari terjadi peristiwa yang melibatkan Romeo dan salah satu keluarga keluarga Capulets yang menyebabkan kematian Mercutio, sahabat dari keluarga Mountage karena bertarung dengan Tybalt dari keluarga Capulets. Kematian sahabatnya membuat Romeo menjadi gelap mata dan balas membunuh Tybalt.
Perbuatan Romeo membuat dia dihukum tidak boleh lagi kembali dari Verona untuk selama-lamanya, sehingga terpisah dari kekasihnya Juliet. Dilain pihak, orang tua Juliet tidak bisa menolak lamaran dari Valiant Paris untuk menikahi Juliet. Sehingga mereka memaksa Juliet untuk menikah secepatnya dengan pilihan orang tuanya. Juliet bersedih akan keputusan itu dan ia berusaha menghubungi Romeo melalui guru dari Romeo sendiri akan rencana pernikahannya dengan Valiant Paris.
Untuk mencegah pernikahan yang akan dilangsungkan dalam dua hari, maka sang guru menggunakan ramuan obat tidur untuk membuat Juliet mati suri selama 2 hari sehingga keluarga Juliet tidak bisa menikahkan dia. Sang guru juga berusaha menghubungi Romeo akan rencana itu tapi surat yang berisikan rencana Juliet tidak sampai pada Romeo.
Dan ketika Romeo kembali ke kota dan mendapati sang kekasihnya telah meninggal maka ia mendatangi tempat Juliet di kuburkan melihat Juliet telah mati maka Romeo pun membunuh dirinya disamping jasad kekasihnya dengan membawa perasaan sedih mendalam.
Ketika pengaruh obat tidur itu hilang, Juliet tersadar tapi ketika melihat Romeo yang ada disampingnya telah mati membuat Juliet menyusul Romeo dengan mengakhiri hidupnya juga. Sebuah akhir dari tragedi cinta diantara permusuhan dua keluarga besar Capulets dan Mountage. (And)

Senin, 23 Januari 2012

asal usul telaga sarangan

Asal Usul Telaga Sarangan

Kyai Pasir dan Nyai Pasir adalah pasangan suami isteri yang hidup di hutan gunung Lawu. Mereka berteduh di sebuah rumah (pondok) di hutan lereng gunung Lawu sebelah timur. Pondok itu dibuat dari kayu hutan dan beratapkan dedaunan. Dengan pondok yang sangat sederhana ini keduanya sudah merasa sangat aman dan tidak takut akan bahaya yang menimpanya, seperti gangguan binatang buas dan sebagainya. Lebih-lebih mereka telah lama hidup di hutan tersebut sehingga paham terhadap situasi lingkungan sekitar dan pasti dapat mengatasi segala gangguan yang mungkin akan menimpa dirinya.

Pada suatu hari pergilah Kyai Pasir ke hutan dengan maksud bertanam sesuatu di ladangnya, sebagai mata pencaharian untuk hidup sehari-hari. Oleh karena ladang yang akan ditanami banyak pohon-phon besar, Kyai Pasir terlebih dahulu menebang beberapa pohon besar itu satu demi satu.

Tiba-tiba Kyai Pasir terkejut karena mengetahui sebutir telur ayam terletak di bawah salah sebuah pohon yang hendak ditebangnya. Diamat-amatinya telur itu sejenak sambil bertanya di dalam hatinya, telur apa gerangan yang ditemukan itu. Padahal di sekitarnya tidak tampak binatang unggas seekorpun yang biasa bertelur. Tidak berpikir panjang lagi, Kyai Pasir segera pulang membwa telur itu dan diberikan kepada isterinya.

Kyai Pasir menceritakan ke Nyai Pasir awal pertamanya menemukan telur itu, sampai dia bawa pulang.

Akhirnya kedua suami isteri itu sepakat telur temuan itu direbus. Setelah masak, separo telur masak tadi oleh Nyai Pasir diberikan ke suaminya. Dimakannya telur itu oleh Kyai Pasir dengan lahapnya. Kemudian Kemudian Kyai Pasir berangkat lagi keladang untuk meneruskan pekerjaan menebang pohon dan bertanam.

Dalam perjalanan kembali ke ladang, Kyai Pasir masih merasakan nikmat telur yang baru saja dimakannya. Namun setelah tiba di ladang, badannya terasa panas, kaku serta sakit sekali. Mata berkunang-kunang, keringat dingin keluar membasahi seluruh tubuhnya. Derita ini datangnya secara tiba-tiba, sehingga Kyai Pasir tidak mampu menahan sakit itu dan akhirnya rebah ke tanah. Mereka sangat kebingungan sebab sekujur badannya kaku dan sakit bukan kepalang. Dalam keadaan yang sangat kritis ini Kyai Pasir berguling-guling di tanah, berguling kesana kemari dengan dahsyatnya. Gaib menimpa Kyai Pasir. Tiba-tiba badanya berubah wujud menjadi ular naga yang besar, bersungut, berjampang sangat menakutkan. Ular Naga itu berguling kesana kemari tanpa henti-hentinya.

Alkisah, Nyai Pasir yang tinggal di rumah dan juga makan separo dari telur yang direbus tadi, dengan tiba-tiba mengalami nasib sama sebagaimana yang dialami Kyai Pasir. Sekujur badannya menjadi sakit, kaku dan panas bukan main. Nyai Pasir menjadi kebingungan, lari kesana kemari, tidak karuan apa yang dilakukan.

Karena derita yang disandang ini akhirnya Nyai Pasir lari ke ladang bermaksud menemui suaminya untuk minta pertolongan. Tetapi apa yang dijuumpai. Bukannya Kyai Pasir, melainkan seekor ular naga yang besar sekali dan menakutkan. Melihat ular naga yang besar itu Nyai Pasir terkejut dan takut bukan kepalang. Tetapi karena sakit yang disandangnya semakin parah, Nyai Pasir tidak mampu lagi bertahan dan rebahlah ke tanah. Nyai Pasir mangalami nasib gaib yang sama seperti yang dialami suaminya. Demikian ia rebah ke tanah, badannya berubah wujud menjadi seekor ular naga yang besar, bersungut, berjampang, giginya panjang dan runcing sangat mengerikan. Kedua naga itu akhirnya berguling-guling kesana kemari, bergeliat-geliat di tanah ladang itu, menyebabkan tanah tempat kedua naga berguling-guling itu menjadi berserakan dan bercekung-cekung seperti dikeduk-keduk. Cekungan itu makin lama makin luas dan dalam, sementara kedua naga besar itu juga semakin dahsyat pula berguling-guling dan tiba-tiba dari dalam cekungan tanah yang dalam serta luas itu menyembur air yang besar memancar kemana-mana. Dalam waktu sekejap saja, cekungan itu sudah penuh dengan air dan ladang Kyai Pasir berubah wujud mejadi kolam besar yang disebut Telaga. Telaga ini oleh masyarakat setempat terdahulu dinamakan Telaga Pasir, karena telaga ini terwujud disebabakan oleh ulah Kyai Pasir dan Nyai Pasir.

puisi patah hati

CINTA

Cinta..
Kau hadir dengan sejuta harapan..
Segenggam impian dan angan,
Janjikan tawa canda penuh bahagia..
Tapi mengapa harus luka yang kudapat??
Kepedihan hati yang tak terobati,
disaat hati ini telah kuyakini..

Diantara bintang aku bertanya..
berbiaskan cahaya rembulan..
Apakah ini yang namanya cinta??
Indah yang sekejap mata..
namun sakitnya tak terhinnga..
Kata-katapun tak mampu wakili..
akan pedih hati ini..

CINTA itu bahagia tapi menyakitkan..
saat kita mencintai, kita bahagia..
saat kita cemburu, kita terluka..

CINTA tak harus memiliki?
“itu bohoong !!
semua orang ingin memiliki, bahkan kadang merasa harus memiliki..

Dengan melihat orang yang dicintai bahagia, kita pun bahagia?
“bohoong”!!!
kita hanya pura2 bahagia,,
di saat hati kita sakit, itu mengajarkan kita untuk menjadi MUNAFIK..

Lebih bahagia dicintai dari pada mencintai?
“itu salah”!!!
saat di cintai kita hanya merasa bangga,
namun saat mencintai kita dapat merasakan arti bahagia sesungguhnya..

MIMPI YANG HILANG

Dibawah hamparan gelap luas yang bertabur bintang
Aku menatap satu bintang yang paling terang
Aku menatapnya dengan penuh harapan
Seolah itu kau
Yang kini jauh seakan hilang..

Selama ini
Aku mencoba tuk selalu mengerti hatiku
Namun ternyata semua masih semu ku rasakan
Nama yang terukir dalam karang hatiku
Kini seakan terkikis
Oleh ombak yang menghantam..

Aku dan jenuhku, Bersamaan membisu
Terlalu jauh untuk maraih bintang yang sedang ku tatap
Aku dan senyumku
Mengikuti diam termenung
Namun tercipta sebuah mimpi
Yang hilang hanya dalam sekejap

SENJA

Kepada senja aku mengadu
Menangisi kepergianmu dari hidupku…
mengapa bahagia itu hanya sesaat saja..
Laksana hujan yang terus mencumbui bumi…
Laksana gerimis yang selalu mendekap pagi..
Aku disini terpaku dalam diam..

Kepada senja aku mengadu..
Betapa pedih hatiku ini
Kau menghilang bak ditelan bumi..
Hanya goresan kecil yg menyayat kalbu..
kau tancap dalam pilunya hatiku…
Bahwa kau tak bisa mencintaiku…

Kepada senja aku mengadu
Rindu ini menghujam jantungku
Bagai ombak besar yg menghantam dadaku
Hingga aku tak bisa bernafas karena desakan
rasa rindu yg sangat kuat…
Oh cinta mengapa taqdirnya begitu kejam..
Kau berikan aku dia tp kau sekap dia dalam kesunyian malam..

Kini aku hanya pasrah dalam diam
Hatiku telah membeku dimakan waktu

tragedi situ gintung

Di balik tragedi Situ Gintung yang menewaskan puluhan orang, banyak cerita misteri yang mengiringi danau seluas 21 Ha tersebut. Seminggu sebelum tanggul jebol, ada informasi kalau sang penunggu, Nyi Mas Melati menampakkan diri dengan berpakaian serba putih di tengah Situ Gintung, Cirendeu, Ciputat.
Kejadian ini termasuk langka dan jarang terjadi terlebih setelah adanya ‘Pulau Bergeser’ di Situ Gintung tahun 1986. Saat itu, menurut Abah Nur, 76, tokoh masyarakat yang yang tinggal sejak tahun 1965, ada cerita munculnya ular besar yang berdiameter sebatang pohon kelapa.
“Setelah munculnya ular raksasa di tengah situ, tiba-tiba timbul gundukan tanah atau yang disebut sebagai pulau kecil di dalam Situ Gintung yang bergeser ke tengah-tengah setu. “Pulau itu terlihat saat air setu menyusut atau kering. Tapi kalau meluap tak terlihat sama sekali,” kata Abah Nur, Jumat (27/3).
Aroma mistik tersebut kembali muncul seminggu lalu, saat sejumlah warga yang sedang memancing sekitar Pk. 18:30 melihat munculnya sinar terang di tengah situ. Sinar itu menggambarkan wanita berparas cantik yang lebih dikenal warga sekitar sebagai Nyi Mas Melati, sang penunggu situ yang dibangun pada tahun 1933 oleh Belanda.
Menurut dia, sejak munculnya penunggu situ, membuat beberapa warga merasa khawatir akan adanya bencana alam. “Namun kami tak menyangka, ternyata bencana tersebut berupa ambrolnya situ yang minta tumbal nyawa,” ujarnya.
BUAYA PUTIH
Cerita mistik dari kawasan Situ Gintung tak hanya penunggu wanita cantik saja, namun warga yang hobi mancing sering melihat ada buaya putih kerap menampakkan diri di malam-malam tertentu.
“Banyak yang sudah melihat buaya putih itu. Mereka cerita kepada warga hingga berkembang sampai sekarang. Apalagi sebelum kawasan di sekitar situ belum banyak dibangun rumah mewah, sering kali dijumpai hal-hal berbau mistik,” kata Muhamad Piong alias Cing Muhamad, 72, juru kunci Situ Gintung.
Menurut Cing Muhamad, dirinya merupakan keturunan keempat dari juru kunci Situ Gintung. “Dahulu situ ini dipegang kakak kandung ibu saya yakni Ma Enong. Ma Enong ini merupakan juru kunci situ pertama yang diteruskan ke Obri, saudara saya. Terakhir saya dipercaya. Namun saat ini sudah tidak aktif lagi,” katanya.
HAWA SIO (DINGIN)
Keangkeran Situ Gintung, diakui H.Nun, 67, kerabat dari H.Koko, pengelola Restoran Situ Gintung. “Dahulu kala penunggu situ, titip kepada bapaknya, Soenhaji agar merawat danau dengan baik. Akhirnya danau itu dibangun restoran dan berbagai fasilitas sampai sekarang,” kata H.Nun.
Ia menambahkan, mungkin terjadi salah pengelolaan di sekitar Situ Gintung hingga membuat penunggunya marah. “Namun terlepas dari itu semua, saya tetap meyakini semua musibah datangnya dari Allah SWT sebagai ujian kepada hambanya,” tukasnya.
Warga setempat, Ny.Maria, 47, mengakui angkernya Situ Gintung karena hawanya sio (dingin). “Lokasinya memang indah dan enak dikunjungi sebagai tempat rekreasi. Namun, kalau di sana rasanya aneh dan hawanya dingin. Tanpa sebab apa-apa, bisa saja ada pengunjung atau warga yang meninggal. Seperti minta tumbal yang terjadi hampir setiap tahun.